Iklan

Sujud Saat Hati Galau: Terapi Spiritual di Tengah Kegelisahan

26 Oktober 2025, 07:47 WIB


Suluah.id - Pernahkah kamu merasa sesak tanpa sebab yang jelas? Seolah ada beban berat menekan dada, padahal tak ada yang benar-benar salah. 

Di era serba cepat ini, stres dan kegelisahan jadi teman sehari-hari—mulai dari tekanan kerja, ekspektasi sosial, sampai overthinking yang tak berujung.

Namun, tahukah kamu bahwa solusi paling damai seringkali justru datang dari keheningan paling dalam — sujud?

Saat Hati Sempit, Langit Pun Menjawab


Dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan,
Dan sungguh, Kami mengetahui bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, dan jadilah engkau di antara orang yang bersujud.
(QS. Al-Hijr: 97–98)

Ayat ini turun ketika Rasulullah ﷺ menghadapi tekanan psikologis yang berat akibat cercaan dan penolakan kaumnya di Makkah. 

Sebuah pelajaran abadi: bahkan seorang Nabi pun pernah merasa sesak—dan Allah menuntunnya dengan solusi sederhana tapi mendalam: shalat dan sujud.

Shalat: Lebih dari Sekadar Ritual


Bagi sebagian orang, shalat kadang terasa rutinitas lima waktu. Namun dalam pandangan Islam, shalat adalah bentuk terapi ruhani paling efektif.

Dalam hadis Qudsi, Allah berfirman:
“Wahai anak Adam, janganlah engkau malas mengerjakan empat rakaat di awal hari. Niscaya Aku cukupkan urusanmu hingga akhir hari.”
(HR. Abu Dawud & Ahmad)

Para ulama menjelaskan, yang dimaksud empat rakaat bisa merujuk pada shalat Dhuha, atau shalat Subuh dan dua rakaat sunnah qobliyahnya. Intinya, memulai hari dengan sujud dapat menenteramkan batin dan memperkuat jiwa menghadapi segala tantangan.

Huzaifah radhiyallahu ‘anhu juga meriwayatkan,
Jika Rasulullah ﷺ menghadapi persoalan besar, beliau segera menunaikan shalat.”
(HR. Abu Dawud & Ahmad)

Artinya, sujud bukan bentuk pelarian, tapi justru cara paling rasional untuk menata ulang ketenangan diri di tengah kekacauan hidup.


Sains Juga Membenarkan


Menariknya, penelitian modern kini membuktikan hikmah spiritual dari shalat.

Menurut studi yang diterbitkan dalam Journal of Religion and Health (2018), aktivitas sujud menurunkan kadar hormon stres cortisol dan menstimulasi sistem saraf parasimpatik — bagian tubuh yang berfungsi menenangkan.

Posisi sujud juga memperlancar aliran darah ke otak, menstabilkan tekanan darah, serta menimbulkan rasa pasrah dan rendah hati.

Dr. Caroline Leaf, seorang ahli neurosains kognitif, menyebut bahwa “gerakan yang menyerupai sujud memberi efek mind reset, membantu otak melepaskan beban emosional yang menumpuk.”

Bahkan, penelitian Universitas Malaya (2021) menemukan bahwa shalat teratur dapat menurunkan tingkat kecemasan hingga 60% pada pasien dengan gejala depresi ringan hingga sedang.

Menemukan Kedamaian di Tengah Badai


Kita semua memiliki cara masing-masing untuk menenangkan hati — ada yang bermeditasi, berolahraga, atau sekadar menyepi. 

Namun, sujud menawarkan kedamaian spiritual yang menyeluruh: tubuh bergerak, hati berdialog, dan jiwa berserah pada Sang Pencipta.

Ketika dunia terasa bising, dan hati seperti kehilangan arah, cobalah diam sejenak. Hadapkan diri ke arah kiblat, sujudlah. 

Di sana, ada keheningan yang berbicara.
Sebab, tidak ada tempat yang lebih damai daripada bersujud di hadapan Dia yang menciptakan kedamaian itu sendiri.
Di zaman serba cepat, manusia mudah lelah oleh tekanan duniawi. 

Tapi solusi yang diajarkan sejak ribuan tahun lalu tetap relevan hingga kini:
Sujudlah — karena di sana hati menemukan rumahnya kembali.
(*)
Komentar
Mari berkomentar secara cerdas, dewasa, dan menjelaskan. #JernihBerkomentar
  • Sujud Saat Hati Galau: Terapi Spiritual di Tengah Kegelisahan

Iklan