Iklan

Mengenal Dua Sistem Adat di Minangkabau, Lareh Koto Piliang dan Lareh Bodi Caniago

12 April 2023, 08:15 WIB


Suluah.id - Lareh Koto Piliang adalah sistem adat yang berpusat di daerah Lima Puluh Kota. Sistem ini memiliki aturan-aturan yang berkaitan dengan tata cara hidup dan bersosialisasi, termasuk pernikahan, pemakaman, dan pembagian harta warisan. Lareh Koto Piliang juga memiliki sejarah panjang yang terkait dengan pembentukan adat Minangkabau.

Sementara itu, Lareh Bodi Caniago adalah sistem adat yang berasal dari daerah Bukittinggi dan Padang Panjang. Sistem ini juga memiliki aturan-aturan yang berkaitan dengan tata cara hidup dan bersosialisasi, termasuk pembagian harta warisan dan pernikahan. 

Lareh Bodi Caniago juga dikenal karena adat pemakaman yang khas, yaitu dengan menguburkan mayat dalam sebuah lubang kecil yang diletakkan di dalam batu besar.

Kedua sistem adat ini memiliki perbedaan dan persamaan, terutama dalam hal aturan-aturan yang berkaitan dengan tata cara hidup dan bersosialisasi. Namun, keduanya sangat dihargai oleh masyarakat Minangkabau sebagai identitas dan kekayaan budaya mereka.

Lareh Koto Piliang dan Lareh Bodi Caniago adalah dua sistem adat atau adat istiadat Minangkabau yang berasal dari Provinsi Sumatera Barat, Indonesia.


Lareh Koto Piliang


Lareh Koto Piliang disusun oleh Datuak Katumangguangan Datuak Namangan ini adalah raja yang suka memerintah dan sifatnya sangat keras. Jika aturannya dilanggar, la marah sekali. 




Datuak Katumangguangan juga keras dan memerintah. Lareh Koto Pillang diatur dan ditata dengan cara cara yang keras pula Semua peraturan dibuat oleh pemimpin Rakyat tidak diikutsertakan . Kekuasaan tertinggi berada di tangan pemimpin, Rakyat hanya melaksanakan aturan saja. Apabila ada yang melanggar aturan, harus dihukum. Pelaksanaan aturan Lareh Koto Piliang ini diungkapkan dalam kata petitih di bawah ini:

Nan babatih nan bapaek
Nan baukua nan bacoreng
Titiak dari ateh
Turun dari tanggo 
Tabujua lalu tabalintang patah

Apakah arti petitih di atas?Artinya rakyat tiada berdaya kekuasaan berada ditangan pemimpin (datuak) Begitulah Lareh Koto Piliang, terukir dalam sejarah dan Budaya Alam Minangkabau.

Lareh Koto Piliang memiliki beberapa cabang yang disebutkan dalam literatur sejarah dan antropologi. Beberapa di antaranya antara lain:

  • Lareh Sago Halaban
  • Lareh Nan Tigo
  • Lareh Aia Batumbuak
  • Lareh Batipuah
  • Lareh Nan Duo
  • Lareh Kinantan
  • Lareh Saribu Rumah Gadang

Setiap cabang dari Lareh Koto Piliang memiliki aturan-aturan adat yang berbeda-beda, meskipun masih berdasarkan pada prinsip-prinsip dasar Lareh Koto Piliang. Masing-masing cabang ini juga memiliki sejarah dan tradisi sendiri yang terkait dengan wilayah dan masyarakat yang mengamalkannya.

Lareh Koto Piliang adalah salah satu dari sistem adat utama yang terdapat di wilayah Minangkabau. Sebagian besar masyarakat Minangkabau mengamalkan adat ini, meskipun ada beberapa perbedaan di antara daerah-daerah yang berbeda.




Secara etnis, masyarakat yang mengamalkan Lareh Koto Piliang adalah suku Minangkabau. Namun, di dalam masyarakat Minangkabau terdapat juga beberapa sub-suku atau suku kecil yang memiliki ciri khas dan aturan adat yang berbeda-beda. 

Lareh Koto Piliang adalah sistem adat utama yang terdapat di wilayah Minangkabau, yang di dalamnya terdapat beberapa sub-suku atau suku kecil yang memiliki ciri khas dan aturan adat yang berbeda-beda. Beberapa sub-suku yang berada di bawah naungan Lareh Koto Piliang antara lain:

  • Suku Piliang
  • Suku Bodi
  • Suku Tanjuang
  • Suku Selayo
  • Suku Basa
  • Suku Kampai
  • Suku Koto Tinggi

Setiap sub-suku ini memiliki aturan adat yang khas dan ciri-ciri budaya yang berbeda, meskipun masih berlandaskan pada prinsip-prinsip dasar Lareh Koto Piliang. Masing-masing sub-suku ini juga memiliki sejarah dan tradisi yang unik yang terkait dengan wilayah dan masyarakat yang mengamalkannya.

Lareh Bodi Caniago


Lareh Bodi Caniago dibentuk oleh Datuak Parpatiah Nan Sabatang la bukanlah anak raja, melainkan anak pembantu raja. Bapaknya seorang yang arif bijaksana, suka bermufakat, dan tidak keras. Selain itu, Datuak Parpatiah Nan Sabatang dididik secara lembut dan penuh kasih sayang oleh Bapaknya. Hasil didikan dari keluarganya itu menjadikan ia seorang pemimpin yang disegani oleh rakyat.

Aturan di dalam Lareh Bodi Caniago dibuat berdasarkan mufakat. Semua aturan (adat) dibuat oleh pimpinan bersama-sama rakyat. Kemudian, rakyat dan pimpinannya melaksanakan peraturan itu dengan senang hati Apabila ada yang melanggar aturan tidak langsung dihukum. Pimpinan bermusyawarah terlebih dahulu. Setelah itu, ditentukan hukuman apa yang akan dijatuhkan setelah dimufakati terlebih dahulu.





Lareh Bodi Caniago menetapkan bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Peraturan yang dijalankan adalah hasil musyawarah pemimpin dan rakyat. Pelaksanaan aturan Lareh Bodi Caniago ini diungkapkan dalam petitih berikut:

Putuih rundiangan dek sakato 
Rancak rundiangan disapakati 
Kato basamo kato mufakaik 
Saukua mangko manjadi
 Sasuai mangko talamak
Tuah dek sakato

Lareh Bodi Caniago juga memiliki beberapa cabang yang disebutkan dalam literatur sejarah dan antropologi. Beberapa di antaranya antara lain:

  • Lareh Kiniko
  • Lareh Situjuah
  • Lareh Bukik Barisan
  • Lareh Bodi Kayo
  • Lareh Sariak Layang
  • Lareh Duo Suku
  • Lareh Nan Tuo

Setiap cabang dari Lareh Bodi Caniago memiliki aturan-aturan adat yang berbeda-beda, meskipun masih berdasarkan pada prinsip-prinsip dasar Lareh Bodi Caniago. Masing-masing cabang ini juga memiliki sejarah dan tradisi sendiri yang terkait dengan wilayah dan masyarakat yang mengamalkannya.

Lareh Bodi Caniago juga memiliki beberapa sub-suku atau suku kecil yang mengamalkan aturan adat di bawah naungan sistem adat ini. Beberapa di antaranya antara lain:

  • Suku Bodi
  • Suku Caniago
  • Suku Basa
  • Suku Talang Mamak
  • Suku Batu Hampar
  • Suku Kubu
  • Suku Lareh Sagalo

Setiap sub-suku ini memiliki ciri khas dan aturan adat yang berbeda-beda, namun masih berdasarkan pada prinsip-prinsip dasar Lareh Bodi Caniago. Masing-masing sub-suku ini juga memiliki sejarah dan tradisi sendiri yang terkait dengan wilayah dan masyarakat yang mengamalkannya.(*)
Komentar
Mari berkomentar secara cerdas, dewasa, dan menjelaskan. #JernihBerkomentar
  • Mengenal Dua Sistem Adat di Minangkabau, Lareh Koto Piliang dan Lareh Bodi Caniago

Iklan