Iklan

Ternyata Keberuntungan Bisa Dipelajari — Ini Polanya

26 Oktober 2025, 08:11 WIB



Suluah.id - Pernah merasa hidup ini seperti permainan dadu? Kadang menang, kadang buntung, dan sering kali terasa seperti keberuntungan cuma milik orang lain?

Tapi tunggu dulu — bagaimana kalau ternyata keberuntungan bukan soal nasib, melainkan keterampilan yang bisa dipelajari?

Itulah gagasan menarik dari Profesor Richard J. Wiseman, seorang psikolog asal University of Hertfordshire, Inggris, yang menghabiskan delapan tahun hidupnya meneliti satu hal: apa sih yang membuat sebagian orang tampak selalu beruntung, sementara yang lain seperti kena sial bertubi-tubi?

Keberuntungan Ternyata Punya Pola


Dalam bukunya The Luck Factor (2003), Wiseman menulis hasil penelitian yang mencengangkan: orang beruntung punya pola pikir dan kebiasaan berbeda dari mereka yang merasa hidupnya “apes”.

Ia bahkan melakukan eksperimen — mengumpulkan sekelompok orang yang mengaku hidupnya sial, lalu meminta mereka meniru kebiasaan orang-orang yang beruntung.

Hasilnya? Setelah beberapa bulan, banyak di antara mereka justru mulai mengalami lebih banyak hal baik dalam hidupnya. Seolah “nasib” mereka ikut bergeser.

Empat Rahasia Orang Beruntung


Dari penelitian panjang itu, Wiseman menyimpulkan bahwa keberuntungan bukan sulap, melainkan hasil dari empat kebiasaan sederhana yang bisa dilatih siapa saja:

Membuka Diri pada Peluang Baru
Orang beruntung cenderung santai menjalani hidup, tidak mudah stres, dan punya rasa ingin tahu tinggi. 

Mereka suka mencoba hal-hal baru, bergaul dengan banyak orang, dan melihat peluang di mana orang lain melihat masalah.

“Mereka tidak menunggu keajaiban datang. Mereka menciptakan kesempatan itu,” tulis Wiseman dalam wawancara bersama BBC Science Focus.

Mengikuti Intuisi dan Hati Nurani
Wiseman menemukan bahwa orang beruntung sering membuat keputusan penting berdasarkan firasat. 

Mereka terbiasa merenung, bermeditasi, atau berdoa — hal-hal yang menajamkan intuisi.

Secara ilmiah, ini masuk akal: menurut penelitian di Frontiers in Psychology (2019), intuisi sering kali muncul dari pengalaman bawah sadar yang terakumulasi, bukan sekadar perasaan kosong.

Percaya Diri dan Bersyukur atas Keberuntungan
Mereka yang “beruntung” cenderung yakin bahwa hidup selalu memberi peluang baik. Keyakinan positif itu mendorong mereka lebih berani mengambil langkah dan tidak cepat menyerah.

Psikologi modern menyebutnya “self-fulfilling prophecy” — ketika keyakinan positif justru menarik hasil positif.

Atau dalam bahasa sederhana: kalau kamu percaya hari ini bakal beruntung, otakmu mulai mencari bukti bahwa itu benar.

Melihat Hikmah di Balik Kesialan
Orang beruntung tidak menolak kegagalan. Mereka memandangnya sebagai “batu loncatan” untuk keberhasilan berikutnya.

“Bagi mereka, kesialan hanya jeda sebelum babak berikutnya,” kata Wiseman. Dalam banyak kasus, mereka menemukan peluang baru justru setelah kehilangan sesuatu.

Sains yang Bertemu Spiritualitas


Menariknya, kesimpulan Wiseman ini ternyata senada dengan ajaran banyak agama, termasuk Islam.

Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS. Al-Insyirah: 5–6)

Tafsir Prof. Quraish Shihab menjelaskan bahwa setiap kesulitan selalu membawa minimal dua kemudahan. Artinya, bahkan dalam kondisi paling gelap pun, ada peluang terang yang menanti — kalau kita mau mencarinya.

Begitu pula dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang mengajarkan agar manusia bersyukur dan bersilaturahmi, karena dua hal itu membuka pintu rezeki dan memperpanjang umur.

Secara ilmiah, rasa syukur juga terbukti meningkatkan hormon dopamin dan serotonin — dua zat kimia otak yang membuat seseorang lebih bahagia dan optimistis.

Riset dari University of California, Berkeley (2020) bahkan menemukan bahwa kebiasaan bersyukur bisa memperkuat sistem imun dan memperbaiki kesehatan mental.

Jadi, Keberuntungan Itu Bisa Diciptakan


Mungkin selama ini kita salah kaprah soal “hoki”.

Keberuntungan bukan cuma soal angka togel, tapi soal cara memandang dunia.
Orang beruntung tidak menunggu keberuntungan datang; mereka membangunnya lewat pikiran positif, sikap terbuka, intuisi yang diasah, dan rasa syukur yang tulus.

Profesor Wiseman pernah menulis kalimat yang sangat membumi:
When you expect good things, you notice good things.”
Ketika kamu mengharapkan hal baik, kamu akan mulai melihat hal baik.

Maka mungkin, hidup yang beruntung bukan tentang menunggu giliran, melainkan tentang cara kita berjalan.
Jadi, siapkah kamu melatih keberuntunganmu hari ini?
(*)
Komentar
Mari berkomentar secara cerdas, dewasa, dan menjelaskan. #JernihBerkomentar
  • Ternyata Keberuntungan Bisa Dipelajari — Ini Polanya

Iklan