Iklan

Nyeri Sendi Bukan Sekadar “Capek”: Saatnya Waspadai Artritis di Hari Artritis Sedunia

11 Oktober 2025, 23:09 WIB


Jakarta, suluah.id — Pernah merasa sendi lutut atau jari terasa nyeri saat digerakkan, lalu dibiarkan dengan alasan “mungkin karena kurang istirahat”? 

Hati-hati, bisa jadi itu bukan sekadar pegal biasa, melainkan tanda awal artritis — penyakit radang sendi yang diam-diam bisa menggerogoti kualitas hidup penderitanya.

Setiap tanggal 12 Oktober, dunia memperingati World Arthritis Day atau Hari Artritis Sedunia, momen penting untuk mengingatkan masyarakat agar lebih peduli pada kesehatan sendi — bagian tubuh kecil yang punya peran besar dalam setiap gerak kita.


Apa Itu Artritis?


Artritis atau radang sendi bukan hanya “penyakit orang tua”. Kondisi ini bisa menyerang siapa saja — mulai dari pekerja kantoran, atlet, hingga remaja yang aktif di media sosial.

Menurut penjelasan Kementerian Kesehatan RI, artritis adalah peradangan pada satu atau beberapa sendi yang menyebabkan nyeri, bengkak, kekakuan, dan keterbatasan gerak.

“Artritis bisa menurunkan kemampuan seseorang untuk beraktivitas, bahkan berdampak pada kesehatan mental dan produktivitas kerja,” tulis laman resmi Kemenkes.go.id.

Ada lebih dari 100 jenis artritis yang dikenal dalam dunia medis. Yang paling umum adalah:

Osteoartritis — keausan sendi akibat usia atau aktivitas berat berulang.

Rheumatoid Arthritis (RA) — gangguan autoimun yang menyerang jaringan sendi.

Artritis gout — akibat penumpukan kristal asam urat di sendi.

Septic arthritis — disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.

Bahkan, beberapa jenis artritis bisa menyerang di usia muda — dikenal sebagai juvenile arthritis.


Gejala Awal yang Sering Dianggap Sepele


Banyak orang baru menyadari bahwa mereka menderita artritis setelah kerusakan sendi sudah parah. Padahal, gejala awalnya sering kali sederhana:
Nyeri atau rasa tidak nyaman di sendi.
Kaku di pagi hari atau setelah duduk lama.
Pembengkakan dan kemerahan di area sendi.

Gerakan terasa terbatas, sulit menekuk atau meluruskan sendi.

Kadang disertai letih, demam ringan, atau penurunan berat badan.

“Kalau seseorang yang tadinya bisa berjalan normal tiba-tiba sering merasa lututnya nyeri atau kaku, itu bisa jadi tanda awal osteoartritis,” jelas dr. Luthfi Wibowo, SpOT, spesialis ortopedi.

Bukan Cuma Karena Usia


Meski faktor usia memang berperan besar, ternyata artritis juga bisa dipicu oleh banyak hal lain.

Menurut World Health Organization (WHO) dan Arthritis Foundation, berikut faktor-faktor risikonya:

Cedera atau trauma sendi – misalnya akibat olahraga atau kecelakaan kecil berulang.

Penyakit autoimun – tubuh menyerang jaringannya sendiri.

Kelebihan berat badan – beban berlebih membuat sendi cepat rusak.

Faktor genetik – ada riwayat keluarga dengan penyakit sendi.

Gaya hidup – kurang gerak, merokok, atau konsumsi makanan tinggi purin.

Studi global Lancet Rheumatology (2023) bahkan menyebutkan bahwa lebih dari 350 juta orang di dunia hidup dengan artritis, dan angka ini terus meningkat karena gaya hidup sedentari serta obesitas.

Bisa Dicegah dan Dikendalikan


Kabar baiknya, artritis bisa dikendalikan. Deteksi dini dan perubahan gaya hidup terbukti efektif mencegah kerusakan sendi permanen.

Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa mulai dilakukan:
Langkah Manfaat
🏃‍♂️ Tetap aktif
Menjaga kelenturan dan kekuatan otot di sekitar sendi

⚖️ Jaga berat badan ideal
Mengurangi tekanan pada lutut dan pinggul

🥗 Konsumsi makanan antiinflamasi
Ikan, sayur hijau, kacang-kacangan, minyak zaitun

🚭 Hindari merokok & alkohol
Mengurangi risiko peradangan kronis


🩹 Istirahat cukup & kelola stres


Mencegah flare-up autoimun


Bagi yang sudah mengalami gejala, dokter biasanya akan memberikan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), fisioterapi, atau pengobatan khusus seperti DMARDs (untuk rheumatoid arthritis). Dalam kasus berat, tindakan bedah penggantian sendi bisa menjadi opsi terakhir.

Hari Artritis Sedunia: Gerakan Global yang Perlu Diperkuat


Hari Artritis Sedunia yang pertama kali dicetuskan pada tahun 1996 oleh Arthritis and Rheumatism International kini menjadi kampanye global di bawah koordinasi EULAR (European Alliance of Associations for Rheumatology).

Tahun ini, tema yang diangkat adalah “Move Together for Joint Health”, mengajak masyarakat dunia untuk aktif bergerak dan memperkuat kesadaran tentang pentingnya deteksi dini artritis.

Kementerian Kesehatan RI juga mendorong masyarakat melakukan pemeriksaan sendi secara rutin, terutama bagi usia di atas 40 tahun atau yang memiliki faktor risiko tinggi.

Sendi Sehat, Hidup Lebih Bebas


Artritis memang tak bisa selalu dicegah, tapi kesadaran dan penanganan dini bisa mengubah banyak hal.

Mulailah dari hal sederhana: dengarkan tubuh, jangan abaikan nyeri kecil, dan perbanyak aktivitas yang menyehatkan sendi.

Karena sejatinya, setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini — bisa jadi investasi besar untuk tetap bisa melangkah bebas di masa depan.(*)
Komentar
Mari berkomentar secara cerdas, dewasa, dan menjelaskan. #JernihBerkomentar
  • Nyeri Sendi Bukan Sekadar “Capek”: Saatnya Waspadai Artritis di Hari Artritis Sedunia

Iklan