Iklan

Dakwah di Era Digital: Dari Mimbar ke Layar Gadget

24 September 2025, 10:52 WIB


Suluah.id - Pernahkah kamu merasa hidup kita seperti dikepung arus informasi yang tak ada habisnya? Dari pagi sampai malam, media sosial menyajikan segala macam berita, gosip, hingga ujaran kebencian. 

Di tengah derasnya arus ini, suara kebaikan sering kali tenggelam. Nah, di sinilah pentingnya dakwah—bukan hanya di masjid atau pengajian, tapi juga di layar ponsel yang setiap hari kita genggam.

Dakwah, sederhananya, adalah mengajak kepada kebaikan. Tapi tahukah kamu, mengapa kita perlu berdakwah? Bukan sekadar karena itu “perintah agama”, tetapi karena hidup manusia memang membutuhkannya.

Mengapa Dakwah Itu Penting?



Ada empat alasan utama yang membuat dakwah bukan hanya sebuah pilihan, tapi kebutuhan:

1. Akal Manusia Ada Batasnya

Kita sering berpikir, “Kan manusia sudah pintar, sudah ada AI, sudah ada teknologi. Masih perlu dakwah?” 

Jawabannya: iya. Kenapa? Karena secerdas apa pun manusia, ia tetap bisa salah langkah. 

Surah Yusuf ayat 53 mengingatkan, Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan.” 

Lihat saja kasus korupsi yang melibatkan orang berpendidikan tinggi. Tanpa petunjuk moral, akal bisa kalah oleh nafsu.

2. Butuh Role Model

Psikolog menyebutkan bahwa karakter seseorang 70% dibentuk oleh lingkungannya. Artinya, kita butuh figur teladan—baik di dunia nyata maupun dunia digital. 

Nabi Muhammad SAW diutus bukan hanya menyampaikan wahyu, tapi juga menjadi contoh hidup. Para dai, ulama, bahkan kita sendiri, bisa menjadi teladan itu.

3. Mengarahkan Keragaman

Indonesia dikenal sebagai negara dengan keberagaman budaya dan cara pandang. Ini indah, tapi juga bisa berpotensi memicu konflik. Dakwah hadir untuk mengarahkan perbedaan menjadi rahmat, bukan sumber perpecahan.

4. Melawan Kebatilan yang Tak Pernah Libur

Keburukan itu kreatif. Hoaks, ujaran kebencian, konten destruktif—semuanya terus diproduksi setiap hari.

Bayangkan jika tidak ada yang melawan arus ini. Dakwah berfungsi sebagai “benteng pertahanan” agar masyarakat tetap punya panduan moral.

Wajib, Tapi Bagaimana?


Para ulama sepakat bahwa dakwah adalah kewajiban. QS. Ali Imran:110 menegaskan, Kamu adalah umat terbaik... yang menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar.”

Mayoritas ulama menyebut dakwah sebagai fardhu ‘ain—artinya kewajiban personal sesuai kemampuan masing-masing. Minimal, kita bisa berdakwah dengan perilaku sehari-hari. 

Nabi SAW bersabda, Barang siapa melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangan. Jika tidak mampu, dengan lisan. Jika tidak mampu, dengan hati...” (HR. Muslim).

Tapi ada juga pendapat yang menekankan pentingnya adanya kelompok khusus yang mendalami ilmu agama dan fokus berdakwah. Intinya, setiap orang bisa berperan, sesuai kapasitasnya.

Medan Baru: Dakwah di Era Digital


Sekarang, medan dakwah tak lagi terbatas di masjid atau mimbar. Media sosial menjadi “masjid virtual” yang audiensnya justru jauh lebih luas. 

Menurut laporan Digital 2024 dari We Are Social, pengguna internet di Indonesia sudah menembus 185 juta orang—itu berarti peluang dakwah ada di genggaman setiap orang.

Beberapa tips berdakwah di era digital:

Melek Teknologi: Dai zaman sekarang harus tahu cara bikin konten yang enak dilihat. Poster, video pendek, bahkan podcast bisa jadi sarana dakwah.

Kreatif: Bahasa dan visual harus sesuai target audiens. Generasi Z, misalnya, lebih suka konten singkat, visual menarik, dan ringan.

Bijak Sebar Informasi: Jangan buru-buru share sesuatu yang belum jelas kebenarannya. Ini bagian dari etika dakwah digital.

Keteladanan: Bukan cuma kata-kata. Konsistensi ibadah, profesionalisme, dan akhlak yang baik adalah bentuk dakwah yang paling nyata.

Semua Bisa Jadi Dai


Dakwah itu bukan monopoli ustaz atau penceramah. Kamu yang rajin posting hal bermanfaat di media sosial, kamu yang mengajak temanmu berhenti menyontek, bahkan kamu yang mengingatkan orang rumah untuk shalat—semua itu adalah dakwah.

Mungkin kita tidak bisa menghentikan semua keburukan di dunia, tapi kita bisa memastikan kita tidak menjadi bagian dari masalah. 

Dakwah adalah cara kita mengisi timeline dunia dengan kebaikan.
Jadi, yuk mulai dari hal kecil.

Tulis postingan yang positif, sebarkan kebaikan, dan jadilah teladan—meski hanya di lingkaran kecilmu. Karena siapa tahu, kebaikan itu akan menular lebih jauh dari yang kita bayangkan.(*) 
Komentar
Mari berkomentar secara cerdas, dewasa, dan menjelaskan. #JernihBerkomentar
  • Dakwah di Era Digital: Dari Mimbar ke Layar Gadget

Iklan