Iklan

IKATEMI Dorong Percepatan SDM Elektromedis Nasional di Era AI, Kebutuhan Capai 36 Ribu Tenaga

14 Desember 2025, 09:17 WIB


Surabaya, suluah.id  – Ikatan Elektromedis Indonesia (IKATEMI) menegaskan urgensi percepatan pemenuhan dan peningkatan kompetensi tenaga elektromedis nasional di tengah akselerasi transformasi layanan kesehatan berbasis teknologi digital dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). 

Komitmen tersebut mengemuka dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IKATEMI yang dirangkaikan dengan Pekan Ilmiah Tahunan (PIT) ke-1 di Novotel Samator East Surabaya, Jawa Timur, pada 11–14 Desember 2025.

Ketua Umum DPP IKATEMI Agus Komarudin menyatakan Rakernas tidak hanya berfungsi sebagai agenda konsolidasi organisasi, tetapi juga forum strategis penguatan keilmuan dan kompetensi tenaga elektromedis agar mampu menjawab kebutuhan layanan kesehatan modern. 

Menurutnya, peran elektromedis kian krusial seiring meningkatnya penggunaan alat kesehatan berteknologi tinggi dan sistem layanan berbasis AI.

“IKATEMI terus bersinergi dengan pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Salah satu fokus kami adalah penguatan SDM elektromedis yang kompeten dan adaptif terhadap perkembangan teknologi,” ujar Agus, Kamis (11/12/2025).

Isu kekurangan tenaga elektromedis menjadi perhatian utama. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Prof. Erwin Astha Triyono mengungkapkan, Jawa Timur saat ini baru memiliki 711 tenaga elektromedis untuk melayani sekitar 40 juta penduduk. Jumlah tersebut jauh dari ideal, yang diperkirakan mencapai minimal 2.000 tenaga.

Secara nasional, tantangan serupa bahkan lebih besar. Direktur Perencanaan Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Laode Musafin M menyebutkan, hingga 2025 Indonesia baru memiliki 5.258 tenaga elektromedis di 38 provinsi, dengan lebih dari separuh terkonsentrasi di Pulau Jawa.
Sementara itu, kebutuhan nasional diproyeksikan mencapai 36.817 tenaga.

“Kesenjangan ini semakin terasa karena digitalisasi rumah sakit dan pemanfaatan AI untuk layanan prioritas seperti kanker, jantung, stroke, serta kesehatan ibu dan anak,” kata Laode. 

Pemerintah, lanjutnya, tengah menyusun perencanaan SDM kesehatan berbasis wilayah hingga 2032 serta meninjau kembali moratorium pembukaan program studi elektromedis.

Melalui PIT ke-1 yang mengusung tema penguatan peran elektromedis global, IKATEMI juga memperluas jejaring internasional dan mendorong standarisasi profesi. Agus menegaskan, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci agar tenaga elektromedis Indonesia mampu mendukung layanan kesehatan yang efisien, terjangkau, dan berdaya saing global.(*)
Komentar
Mari berkomentar secara cerdas, dewasa, dan menjelaskan. #JernihBerkomentar
  • IKATEMI Dorong Percepatan SDM Elektromedis Nasional di Era AI, Kebutuhan Capai 36 Ribu Tenaga

Iklan