Suluah.id - Ketika fajar baru mulai merekah di Malalo, sisa lumpur galodo masih tampak mengering di dinding rumah warga. Bau tanah basah bercampur haru menyergap setiap langkah.
Di tengah suasana itu, rombongan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Kota Padang Panjang datang membawa sesuatu yang lebih dari sekadar bantuan—mereka membawa harapan. Sebuah uluran tangan untuk mengangkat harapan.
Ahad (7/12/2025), tim BSMI Padang Panjang menempuh perjalanan menuju titik-titik terdampak galodo di Malalo, Kecamatan Batipuh Selatan- Kabupaten Tanah Datar. Bencana ini telah mengguncang kehidupan warga, merusak rumah dan lahan pertanian, serta memaksa sebagian keluarga mengungsi ke posko darurat.
Bantuan yang dibawa tidak sedikit. Jutaan rupiah yang terkumpul dari para dermawan diwujudkan dalam bentuk paket sembako, ratusan perlengkapan salat dan Al-Qur’an, peralatan mandi, pembalut wanita, hingga popok bayi—kebutuhan harian yang tampaknya sederhana, tetapi sangat vital bagi warga yang kehilangan banyak hal.
Tiga Titik, Satu Misi: Menguatkan Warga yang Terdampak
Posko utama di Nagari Guguak menjadi pemberhentian pertama. Di sana, tim BSMI disambut hangat oleh tokoh masyarakat sekaligus Anggota DPRD Tanah Datar, Jamal Ismail, yang sejak awal turut mendampingi warga.
“Bantuan seperti ini adalah bukti bahwa Malalo tidak sendiri. Kepedulian ini sangat berarti bagi kami,” kata Jamal, menahan haru.
Perjalanan kemudian berlanjut ke posko pengungsian kedua, masih di Nagari Guguak, sebelum meneruskan langkah ke Jorong Baiang Nagari Padang Laweh. Di titik ini, bukan hanya logistik yang dibagikan—BSMI membuka layanan pengobatan gratis, dipimpin oleh dr. Sri Anggraini, Sp.PD, yang memberikan pemeriksaan penyakit dan pengobatan untuk warga yang mulai mengeluhkan kelelahan dan gejala pascabencana.
Di rumah warga yang sederhana, suara relawan dan warga saling bertukar cerita. Beberapa menunggu giliran berobat, sebagian lagi mengatur distribusi bantuan. Semua bergerak dengan tujuan yang sama: membantu Malalo bangkit.
Dedikasi Relawan: Sebuah Energi yang Tak Pernah Padam
Ketua BSMI Kota Padang Panjang, dr. Yunita Saraswati, yang juga koordinator kegiatan, tampak memimpin langsung penyaluran bantuan di lapangan. Dengan langkah cepat, ia memastikan setiap titik menerima distribusi secara merata.
“Kami sangat berterima kasih kepada donatur yang telah mempercayakan penyaluran bantuan ini. InsyaAllah, ini bukan aksi terakhir. Kami akan kembali dengan program lanjutan untuk mendampingi pemulihan warga Malalo,” ungkap dr. Yunita.
Ia juga menegaskan bahwa semangat relawan BSMI menjadi pilar penting dalam setiap misi kemanusiaan. Meski lelah tidak terhindarkan, antusiasme mereka tetap membara.
Dari Malalo untuk Indonesia: Ketika Kepedulian Menjadi Energi Bersama
Warga Malalo tak tinggal diam. Mereka menerima relawan seperti keluarga sendiri. Beberapa warga bahkan rela membantu menurunkan logistik dari kendaraan, memastikan semua berjalan lancar.
“Kami tidak bisa membalas apa-apa selain doa dan rasa syukur. Terima kasih kepada seluruh jajaran BSMI Padang Panjang,” ujar Jamal Ismail mewakili masyarakat.
Di tengah duka akibat galodo, kolaborasi seperti ini menjadi bukti bahwa energi kebaikan tidak pernah surut. Ketika pemerintah, relawan, tokoh masyarakat, dan warga bergerak bersama, proses pemulihan menjadi lebih ringan.
Malalo Bangkit, Solidaritas Menguat
Kegiatan ini bukan sekadar kisah tentang bencana, tetapi tentang bagaimana empati menyatukan banyak orang dalam satu tujuan: membantu sesama. BSMI Padang Panjang telah menunjukkan bahwa dalam setiap krisis, selalu ada teladan tentang kebaikan dan keberanian.
Dan bagi Malalo, perjalanan menuju pemulihan mungkin masih panjang, namun langkah pertama sudah dimulai—dengan bantuan yang tulus, tangan yang bekerja, dan hati yang peduli.(ning)







