Iklan

Tiga Wasiat Rasulullah yang Menguatkan Jiwa

14 November 2025, 06:30 WIB


Suluah.idAda satu kisah sederhana namun sangat dikenal di kalangan para sahabat. Suatu ketika, Abu Hurairah RA — sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis — mengungkapkan bahwa Rasulullah SAW memberikan kepadanya tiga wasiat penting. 

Wasiat ini begitu melekat pada dirinya, sampai ia berkata, Aku tidak pernah meninggalkannya.”

Wasiat tersebut tercatat dalam sejumlah kitab hadis besar, mulai dari Bukhari, Muslim, Abu Daud hingga Tirmidzi. Dan menariknya, ketiga amalan itu bukan amalan besar yang berat, melainkan amalan ringan — sangat ringan — namun menyimpan kekuatan spiritual yang besar:

  • Puasa tiga hari setiap bulan
  • Salat Dhuha dua rakaat
  • Salat Witir sebelum tidur

Di balik kesederhanaannya, wasiat ini ternyata membentuk pola ibadah yang konsisten, ritmis, dan sangat relevan untuk gaya hidup muslim modern yang serba sibuk.

1. Salat Dhuha: Dua Rakaat yang Menjadi “Sedekah” Bagi 360 Persendian


Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa setiap pagi, setiap ruas tulang manusia perlu “membayar sedekahnya”. 

Ilustrasi ini terdengar puitis, tetapi sebenarnya sangat ilmiah: tubuh manusia memiliki sekitar 360 sendi yang bekerja sejak kita membuka mata.

Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah menjelaskan bahwa dua rakaat Dhuha sudah mencukupi semua “sedekah” tersebut. Ada pesan penting: salat Dhuha adalah bentuk syukur tubuh, syukur tenaga, syukur kemampuan bergerak.

Waktu terbaiknya adalah ketika matahari mulai meninggi, sekitar pukul 8–9 pagi.

Pada masa Rasulullah, waktu ini digambarkan dengan ungkapan indah, Saat anak unta mulai kepanasan oleh pasir.”

Bagi sebagian orang, Dhuha mungkin terasa kecil. Namun penelitian tentang spiritual well-being menyebutkan bahwa ritual pagi yang ringan dapat:
  • meningkatkan stabilitas emosi,
  • menurunkan stres,
  • memperbaiki fokus bekerja sepanjang hari.

Maka tidak heran, banyak profesional muslim memasukkan Dhuha sebagai “me time spiritual” di tengah kesibukan.

2. Puasa Tiga Hari Sebulan: Efeknya Setara Puasa Setahun


Puasa ayyāmul bīd (13, 14, 15 Hijriyah) menjadi salah satu wasiat khusus yang dijaga Abu Hurairah. 

Rasulullah SAW menjelaskan dalam hadis sahih riwayat Bukhari dan Muslim:
Puasa tiga hari setiap bulan sama dengan puasa sepanjang tahun.”

Secara matematika, penjelasannya sederhana:
3 hari × 12 bulan = 36 hari
36 × 10 (lipat pahala) ≈ 360 hari
Namun secara spiritual dan psikologis, manfaatnya jauh lebih luas.

Beberapa penelitian modern menemukan bahwa puasa intermiten (intermittent fasting) — pola yang sangat mirip dengan puasa sunnah — memiliki manfaat berikut:
  • meningkatkan kontrol diri,
  • membantu stabilitas gula darah,
  • memperkuat kesehatan mental,
  • meminimalkan stres oksidatif di tubuh.

Puasa tiga hari setiap bulan adalah jeda berkala yang menenangkan — seperti “reset batin” di tengah rutinitas dunia yang bising.

3. Salat Witir: Penutup Malam yang Disukai Allah


Rasulullah SAW sangat menekankan Witir, bahkan menyebut Allah itu Witr (Maha Ganjil) dan mencintai yang ganjil.

Bagi orang yang takut tidak bisa bangun malam, Rasulullah menyarankan untuk shalat Witir sebelum tidur. Bagi yang yakin mampu bangun, Witir diletakkan di akhir malam — waktu yang disebut Al-Qur’an sebagai waktu ketika doa-doa lebih didengar.

Dalam konteks spiritual modern, Witir berfungsi seperti “penutup hari yang menenangkan”. Ia mengolah kembali pikiran sebelum tidur, memperbaiki suasana hati, dan menjadi ruang hening yang sering tidak didapatkan dalam aktivitas sehari-hari.

Banyak ulama—seperti Imam Nawawi dalam Al-Majmū—menekankan bahwa Witir adalah ibadah yang sangat dianjurkan untuk dijaga, bahkan oleh mereka yang memiliki jadwal padat sekalipun.

Mengapa Rasulullah Mewariskan Amalan yang Ringan, Bukan yang Berat?


Jawabannya ada pada konsep yang beliau tekankan sepanjang hidupnya: konsistensi.

“Amal yang paling dicintai Allah adalah yang kontinu, meski sedikit.”
— HR. Bukhari dan Muslim

Agama bukanlah lomba sprint, melainkan perjalanan panjang. Rasulullah memilihkan amalan yang bisa diikuti oleh semua orang, dari ibu rumah tangga hingga pedagang besar, dari pelajar hingga orang tua.

Amalan ringan namun berkelanjutan jauh lebih mengubah diri dibanding amalan besar yang hanya dikerjakan sesekali.

Menjadikan Wasiat Ini Sebagai Gaya Hidup Muslim Modern


Di tengah ritme hidup masa kini yang cepat, tiga wasiat Rasulullah ini terasa seperti oase:

  • Dhuha memberi ruang tenang di pagi hari.
  • Puasa tiga hari sebulan menjadi jeda refleksi.
  • Witir menutup malam dengan damai.

Di bulan Ramadan atau pada malam-malam penuh berkah, amalan ini terasa semakin hidup. Namun di luar Ramadan pun, ia dapat menjadi “ritme ibadah tahunan” yang mudah dijalankan dan tetap memberi dampak besar pada kualitas spiritual seseorang.

Mungkin inilah sebabnya Abu Hurairah berkata dengan penuh keyakinan: Aku tidak pernah meninggalkannya.”

Karena tiga amalan ini bukan sekadar nasihat — melainkan cara sederhana untuk merawat jiwa setiap hari.(*) 
Komentar
Mari berkomentar secara cerdas, dewasa, dan menjelaskan. #JernihBerkomentar
  • Tiga Wasiat Rasulullah yang Menguatkan Jiwa

Iklan