Iklan

Menjaga Kapal Kehidupan: Pelajaran Bijak dari Sebuah Hadis

03 November 2025, 14:45 WIB


Suluah.id - Bayangkan kita berada di sebuah kapal besar yangjv.  tengah berlayar di laut lepas. Di dalamnya ada penumpang di dek atas dan bawah. 

Ketika penumpang di bawah merasa repot naik ke atas untuk mengambil air, mereka berinisiatif melubangi lantai kapal agar lebih mudah. 

Niatnya sederhana, tapi bayangkan akibatnya: kapal akan tenggelam, dan semua penumpang binasa.

Gambaran ini bukan cerita fiksi, melainkan perumpamaan yang disampaikan Nabi Muhammad SAW dalam hadis riwayat Imam Al-Bukhari. 

Pesannya amat dalam: kehidupan manusia—baik dalam keluarga, masyarakat, maupun negara—ibarat kapal yang harus dijaga bersama. Jika satu bagian rusak dan dibiarkan, maka seluruh kapal ikut karam.

Ulama kontemporer seperti Syekh Yusuf Al-Qaradawi menjelaskan, hadis ini menegaskan pentingnya tanggung jawab sosial. Dalam bahasa modern, kita bisa menyebutnya “solidaritas publik”. 

Artinya, setiap individu memiliki kewajiban moral untuk mencegah kerusakan, bukan hanya demi dirinya, tetapi juga untuk keselamatan bersama.

Sayangnya, di tengah arus kebebasan dan kepentingan pribadi, banyak orang kini sibuk dengan “kapalnya sendiri”. 

Fenomena korupsi, penyebaran hoaks, degradasi moral, hingga apatisme sosial bisa diibaratkan sebagai “lubang-lubang kecil” yang mengancam bahtera bangsa.

Kapal terkecil yang harus dijaga adalah rumah tangga. Orang tua memegang peran utama sebagai nakhoda yang menentukan arah. 

Seperti disampaikan dalam Al-Qur’an (QS. At-Tahrim: 6), “Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” Artinya, keteladanan dimulai dari rumah — dari tutur kata, sikap, hingga tanggung jawab mendidik anak.

Dalam skala bangsa, menjaga kapal berarti berani menolak kemungkaran dengan cara bijak. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya; jika tidak mampu, dengan lisannya; dan jika tidak mampu, dengan hatinya.” (HR. Muslim).

Hadis ini bukan sekadar ajakan moral, tetapi panduan hidup agar bangsa tetap tegak. Sebab, seperti kapal yang berlayar bersama, keselamatan Indonesia bergantung pada kepedulian semua penumpangnya — kita semua.
(*) 
Komentar
Mari berkomentar secara cerdas, dewasa, dan menjelaskan. #JernihBerkomentar
  • Menjaga Kapal Kehidupan: Pelajaran Bijak dari Sebuah Hadis

Iklan