Iklan

Ketika Ilmu Membuat Kita Lebih Tenang: Hikmah dari Pepatah Arab

02 Oktober 2025, 05:44 WIB


Suluah.id - Pernahkah Anda bertemu dengan seseorang yang selalu merasa paling benar, cepat tersinggung jika berbeda pendapat, atau gemar menolak pandangan orang lain tanpa mencoba memahami dulu?

Fenomena seperti ini ternyata sudah lama diperhatikan oleh para ulama. 

Bahkan ada sebuah pepatah Arab yang menarik untuk direnungkan:
مَنْ قَلَّ عِلْمُهُ كَثُرَ اعْتِرَاضُهُ
Man qalla ‘ilmuhu katsura i’tiraadhuhu
Barang siapa sedikit ilmunya, maka banyaklah protes dan penolakannya.”

Ada pula versi lain:
مَنْ قَلَّ عِلْمُهُ كَثُرَ إِنْكَارُهُ
Man qalla ‘ilmuhu katsura inkaruhu
Barang siapa sedikit ilmunya, maka banyaklah pengingkarannya.

Walaupun pepatah ini bukan hadis Nabi Muhammad ﷺ, ia kerap digunakan dalam tradisi keilmuan Islam sebagai nasihat.

Pesannya sederhana tapi dalam: ilmu membuat kita lebih tenang, sementara kebodohan sering kali melahirkan sikap reaktif.

Ilmu Bukan Sekadar Pengetahuan, Tapi Juga Adab


Sejumlah ulama klasik menekankan bahwa ilmu selalu berjalan beriringan dengan adab. Imam Syafi’i pernah berkata, “Ilmu itu cahaya, dan cahaya Allah tidak diberikan kepada orang yang bermaksiat.” 

Kalimat ini menggambarkan bahwa ilmu bukan hanya soal hafalan atau logika, melainkan juga tentang bagaimana kita bersikap ketika berhadapan dengan perbedaan.

Orang berilmu sadar bahwa dunia terlalu luas untuk dikuasai sepenuhnya. Alih-alih cepat marah atau menolak, mereka biasanya lebih memilih berdialog. 

Menurut Prof. Quraish Shihab, cendekiawan Muslim Indonesia, “Ilmu menumbuhkan kerendahan hati, karena semakin tahu seseorang, semakin ia sadar bahwa dirinya masih banyak tidak tahu.

Mengapa Kurang Ilmu Membuat Kita Mudah Menolak?


Fenomena ini bisa dijelaskan dari sisi psikologi sosial. Menurut penelitian yang dipublikasikan di Personality and Social Psychology Review (2017), orang dengan pengetahuan terbatas cenderung mengalami bias kognitif yang membuat mereka sulit menerima pandangan baru. 

Hal-hal yang berbeda dari apa yang mereka yakini lebih mudah dianggap salah.

Inilah yang sering kita lihat di media sosial: komentar-komentar tajam, debat kusir, bahkan ujaran kebencian, yang seringkali lahir dari keterbatasan wawasan.

Sebaliknya, mereka yang terbiasa membaca dan belajar biasanya lebih tenang dalam menanggapi isu yang sama.

Belajar dari Kehidupan Sehari-hari


Mari kita tarik ke kehidupan sehari-hari. Bayangkan seorang dokter yang sudah bertahun-tahun meneliti penyakit tertentu. 

Saat ada pasien atau keluarga pasien yang menyodorkan “resep ajaib” dari internet, dokter itu tidak langsung marah. 

Ia biasanya menjelaskan dengan sabar, memberi data, dan mengajak diskusi. Itu karena ia tahu luasnya ilmu medis dan banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan.

Sementara orang yang tidak punya cukup bekal ilmu medis bisa dengan mudah berkata, “Ah, dokter itu salah. Saya punya cara yang lebih manjur!” Padahal kebenaran tidak sesederhana itu.

Menumbuhkan Sikap Bijak Lewat Ilmu


Pepatah Arab di atas sebenarnya mengajak kita untuk membangun karakter yang lebih rendah hati. 

Ada beberapa hikmah yang bisa kita ambil:

Membuka Wawasan: Ilmu membuat kita lebih mampu memahami berbagai sudut pandang.

Meredam Ego: Semakin tahu, semakin sadar betapa luasnya ilmu dan betapa terbatasnya diri kita.

Menghargai Perbedaan: Ilmu mengajarkan bahwa kebenaran tidak hanya ada pada satu versi saja.

Mendekatkan Diri pada Allah: Dengan ilmu, kita semakin sadar akan kebesaran-Nya dan kerapuhan kita sebagai manusia.

Menutup dengan Renungan


Di tengah dunia yang semakin riuh dengan perdebatan—mulai dari politik, agama, hingga persoalan remeh di media sosial—pepatah Arab ini terasa relevan sekali. 

Bukankah lebih baik kita menambah ilmu agar bisa berdialog dengan tenang, daripada sekadar menyalahkan tanpa dasar?

Sebagaimana kata pepatah bijak lain: Orang yang paling tahu adalah yang paling sadar bahwa dirinya banyak tidak tahu.”

Dan mungkin, justru dari kesadaran itu lahir kebijaksanaan.(*) 
Komentar
Mari berkomentar secara cerdas, dewasa, dan menjelaskan. #JernihBerkomentar
  • Ketika Ilmu Membuat Kita Lebih Tenang: Hikmah dari Pepatah Arab

Iklan