Iklan

Fenomena The 1% Rule

29 Oktober 2025, 08:08 WIB


Suluah.id - Ada teori yang bikin kita agak nyesek, tapi jujur: di dunia ini, cuma segelintir orang yang betul-betul mengubah arah sejarah. Sisanya? Ya, ikut arus, menonton, dan mungkin kadang berkomentar di kolom Instagram.

Fenomena ini dikenal sebagai The 1% Rule — teori tentang ketimpangan partisipasi. Katanya, dari seratus orang, hanya satu yang menciptakan pengetahuan; sembilan yang ikut menyebarkannya; dan sembilan puluh sisanya menikmati hasilnya sambil rebahan di kursi malas.

Tentu saja, angka ini tidak sakral. Tapi polanya tak terbantahkan. Dari Einstein sampai Habibie, dari Marie Curie sampai Elon Musk — semua berasal dari lingkaran kecil yang berani berpikir beda dan berani berbuat lebih. Mereka bukan hanya menemukan hal baru, tapi menggerakkan peradaban.

Dan kalau dipikir-pikir, pola ini juga sudah lama ada dalam sejarah dakwah Islam.
Nabi Nuh berdakwah hampir satu milenium, tapi pengikutnya bisa dihitung dengan jari.

 Rasulullah ﷺ memulai misi besar peradaban hanya bersama segelintir sahabat di Makkah. Tapi justru dari kelompok kecil itulah cahaya ilmu menembus zaman.

Artinya, dalam dakwah pun berlaku The 1% Rule.

Ada 1% dai dan ulama yang menggagas, menafsirkan, dan menyalakan bara pengetahuan.

Ada 9% penggiat, santri, dan aktivis yang menyebarkannya.

Dan ada 90% umat yang menikmati manfaatnya — entah lewat ceramah, video pendek, atau sekadar kutipan bijak di status WhatsApp.

Masalahnya, di era digital ini, kita sering berhenti di level penonton beriman. Pandai mengutip ayat di media sosial, tapi malas mengkaji makna. Rajin menonton konten dakwah, tapi jarang ikut menghidupkan gagasan. 

Kita bangga menjadi bagian dari mayoritas, padahal peradaban justru dibangun oleh minoritas yang gelisah — yang tidak betah diam melihat kebodohan berjubah kemapanan.

Maka, tantangan kita bukan sekadar menjadi “umat yang baik”, tapi “umat yang berpikir”. Menjadi bagian dari 1% yang berani melawan arus ketidaktahuan, 1% yang menciptakan pengetahuan baru, dan 1% yang menyalakan lentera di tengah gelapnya zaman yang sibuk tapi kosong makna.

Allah sendiri sudah memberi isyarat:
Berapa banyak golongan kecil yang mengalahkan golongan besar dengan izin Allah.” (QS. Al-Baqarah: 249)

Sedikit bukan berarti lemah. Sedikit bisa jadi istimewa — asalkan berkualitas, berilmu, dan tulus.

Karena, kalau semua orang hanya menunggu yang lain berpikir dan berdakwah, siapa yang tersisa untuk mengubah keadaan?

Mungkin sudah saatnya kita berhenti jadi 90% yang nyaman, dan mulai jadi 1% yang menyalakan cahaya.

Toh, dunia ini tidak butuh banyak penonton lagi. Yang dibutuhkan adalah mereka yang tidak tidur di tengah zaman.(*) 
Komentar
Mari berkomentar secara cerdas, dewasa, dan menjelaskan. #JernihBerkomentar
  • Fenomena The 1% Rule

Iklan