Iklan

Usus Buntu: Si Kecil di Perut yang Bisa Bikin Heboh, Kapan Harus Waspada?

14 Oktober 2025, 12:53 WIB



Suluah.id - Pernah merasakan nyeri di perut kanan bawah yang makin lama makin tak tertahankan? Jangan buru-buru panik, tapi juga jangan disepelekan. 

Bisa jadi itu adalah tanda radang usus buntu (appendisitis) — salah satu kondisi darurat yang sering terjadi, terutama pada usia produktif 15–35 tahun.

Apa Itu Usus Buntu?


Usus buntu atau appendiks adalah kantong kecil berbentuk seperti cacing yang menempel di bagian awal usus besar, tepatnya di perut kanan bawah.

Ukuran dan bentuknya kecil, tapi dampaknya bisa besar. Menurut Johns Hopkins Medicine, fungsi usus buntu memang belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa penelitian menunjukkan ia berperan sebagai “gudang” bakteri baik yang membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus setelah terjadi infeksi pencernaan.

Namun, sebagaimana rekan kerja yang “kadang membantu, kadang bikin heboh”, appendiks bisa berubah jadi sumber masalah serius jika tersumbat oleh kotoran, sisa makanan, atau pembengkakan jaringan.

Kenapa Usus Buntu Bisa Meradang?


Radang usus buntu (appendisitis) terjadi ketika lubang kecil di dalamnya tersumbat.
Akibatnya, bakteri berkembang biak tanpa jalan keluar, menyebabkan infeksi, peradangan, dan pembengkakan.

Beberapa penyebab umum meliputi:

  • Feses keras (fekalit) yang menyumbat saluran appendiks
  • Pembengkakan jaringan limfoid, terutama saat infeksi saluran pencernaan
  • Benda asing atau parasit di dalam usus
  • Cedera pada perut bagian kanan bawah (jarang, tapi bisa terjadi)

Menurut data dari World Health Organization (WHO), radang usus buntu merupakan penyebab sekitar 5–10% kasus nyeri perut akut di seluruh dunia dan termasuk kondisi gawat darurat bedah paling umum.

Gejala yang Harus Diwaspadai


Tanda klasik usus buntu bisa dikenali dari kombinasi gejala berikut:
  • Nyeri perut kanan bawah yang awalnya tumpul di sekitar pusar, lalu berpindah dan menjadi tajam
  • Mual dan muntah
  • Hilang nafsu makan
  • Demam ringan
  • Tidak bisa tertawa, batuk, atau berjalan tanpa rasa sakit di perut kanan bawah

Menurut Mayo Clinic, nyeri khas usus buntu seringkali tidak bisa hilang dengan istirahat atau minyak kayu putih. Jika dibiarkan, appendiks bisa pecah dan menyebabkan peritonitis, yaitu infeksi berat pada rongga perut — kondisi yang bisa mengancam nyawa.

Benarkah Usus Buntu Bisa Sembuh dengan Herbal atau Doa?


Ini bagian penting yang sering disalahpahami.

Media sosial, terutama TikTok, kadang menampilkan “testimoni” tentang ramuan daun, minyak herbal, atau terapi pijat yang diklaim bisa menyembuhkan usus buntu tanpa operasi.

Namun, berdasarkan evidence-based medicine (EBM) dan pedoman dari Kementerian Kesehatan RI, tidak ada bukti ilmiah bahwa pengobatan herbal dapat menyembuhkan radang usus buntu yang sudah terinfeksi.

“Appendisitis akut tidak dapat disembuhkan dengan obat herbal. Penundaan operasi dapat meningkatkan risiko pecahnya usus buntu,”
dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, dokter spesialis penyakit dalam dan Guru Besar FKUI.

Herbal seperti kunyit, jahe, atau daun sirsak mungkin membantu mengurangi peradangan ringan dalam sistem pencernaan, tetapi tidak menggantikan penanganan medis untuk kasus appendisitis.

Kapan Harus ke Dokter?


Segera ke unit gawat darurat jika kamu mengalami:
  • Nyeri perut kanan bawah yang semakin berat dalam beberapa jam
  • Disertai demam dan mual
  • Tidak bisa buang gas atau buang air besar
  • Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, tes darah, dan USG atau CT Scan untuk memastikan diagnosis.
  • Jika hasilnya menunjukkan radang, maka tindakan operasi pengangkatan usus buntu (apendektomi) biasanya diperlukan.

Tenang, prosedurnya tergolong kecil dan aman — bahkan banyak pasien bisa pulang dalam 1–2 hari setelah operasi laparoskopi.

Tips Praktis: Cegah Usus Buntu Sejak Dini


Meski penyebab pastinya sulit dicegah sepenuhnya, kamu bisa menurunkan risikonya lewat gaya hidup sehat berikut:
Konsumsi serat cukup dari buah, sayur, dan biji-bijian utuh — membantu mencegah sumbatan feses.

Minum air putih minimal 2 liter per hari agar pencernaan lancar.
Batasi makanan olahan tinggi lemak dan rendah serat.
Perhatikan sinyal tubuh — jika nyeri perut tidak biasa muncul, jangan tunda memeriksakan diri.

Usus buntu memang kecil, tapi perannya penting dan risikonya besar jika diabaikan.
Mengabaikan gejala nyeri dengan harapan “akan sembuh sendiri” justru bisa berujung fatal.

Operasi memang terdengar menakutkan, tapi jauh lebih aman dibanding membiarkan appendiks pecah.

Karena pada akhirnya, menjaga tubuh bukan hanya soal doa dan herbal, tapi juga tindakan cepat dan tepat berbasis sains.
(*) 
Komentar
Mari berkomentar secara cerdas, dewasa, dan menjelaskan. #JernihBerkomentar
  • Usus Buntu: Si Kecil di Perut yang Bisa Bikin Heboh, Kapan Harus Waspada?

Iklan