Iklan

Laki-Laki Tak Selalu Kuat: Mereka Juga Butuh Dipeluk

18 Oktober 2025, 08:54 WIB



Suluah.id - Setiap hari, di jalanan, di kantor, di rumah, atau di layar-layar media sosial, kita melihat sosok laki-laki yang tampak tegar. 

Ia berjalan tegap, berbicara mantap, dan seolah tahu ke mana arah hidupnya. Tapi di balik sorot matanya yang mantap itu, siapa sangka — ada lelah yang tak pernah sempat diceritakan.

Laki-laki diajarkan sejak kecil untuk kuat, rasional, dan tahan banting. Mereka belajar untuk “tidak menangis”, untuk “tidak manja”, dan untuk “tetap bertanggung jawab apa pun yang terjadi”. 

Dalam diam, mereka menanggung banyak hal — dari beban keluarga, tekanan ekonomi, hingga perasaan yang tak sempat disuarakan.

“Kebanyakan pria tumbuh dalam budaya yang membatasi ekspresi emosional mereka. Seolah-olah menunjukkan kesedihan atau ketakutan adalah tanda kelemahan,”
ujar dr. Andri, SpKJ, psikiater dari Klinik Psikosomatik.

Padahal, data menunjukkan hal yang tak bisa diabaikan.

Menurut laporan WHO (2023), angka bunuh diri pada laki-laki secara global hampir dua kali lipat lebih tinggi dibanding perempuan. 

Salah satu penyebab utamanya: masalah emosional yang tidak tertangani.

Kuat Bukan Berarti Tak Boleh Sedih


Bayangkan, di tengah tuntutan untuk selalu menjadi “pelindung”, laki-laki juga manusia biasa. Ia bisa kecewa, gagal, dan hancur. Namun, sebagian besar dari mereka memilih diam — bukan karena tak ingin bercerita, tapi karena tak tahu bagaimana caranya.

“Pria sering tidak memiliki ruang aman untuk mengekspresikan emosi tanpa dihakimi,” kata Ruth Marini, psikolog klinis dari Universitas Indonesia.

“Padahal, validasi dan dukungan emosional sangat penting, bukan hanya bagi perempuan, tapi juga bagi laki-laki.”

Fenomena ini juga banyak dibicarakan di media sosial. Di platform X (Twitter) dan TikTok, tagar seperti #MentalHealthForMen, #PriaJugaManusia, dan #ToxicMasculinity telah ditonton jutaan kali. 

Banyak laki-laki mulai berani berbagi kisah tentang tekanan menjadi “kuat” setiap waktu — bahkan ketika hati mereka sedang runtuh.


Laki-Laki Juga Butuh Dipeluk


Tidak semua bentuk cinta harus dibayar dengan pengorbanan. Tidak semua kasih harus dibuktikan dengan menahan diri. Kadang, yang dibutuhkan hanya pelukan dan kata-kata sederhana:
“Kamu nggak apa-apa. Kamu juga berhak istirahat.”

Laki-laki pun layak dicintai tanpa syarat. Mereka berhak bahagia tanpa harus selalu menjadi penyelamat. Karena kekuatan sejati bukan berarti tak pernah rapuh — tapi berani jujur tentang kelemahan, dan tetap melangkah setelahnya.

Maka jika kamu seorang laki-laki dan merasa lelah, berhentilah sebentar. Tarik napas. Tidak apa-apa untuk tidak selalu kuat.

Kamu juga pantas dicintai.
Kamu juga layak menerima
.
(*)
Komentar
Mari berkomentar secara cerdas, dewasa, dan menjelaskan. #JernihBerkomentar
  • Laki-Laki Tak Selalu Kuat: Mereka Juga Butuh Dipeluk

Iklan