Iklan

Pemberontakan Komunis 1926/1927 di Ranah Minangkabau: Perlawanan Heroik Melawan Penjajah

11 Maret 2024, 17:12 WIB



suluah.id - Akhir tahun 1926 hingga Januari 1927, Ranah Minangkabau dilanda gejolak. Pemberontakan komunis terjadi di berbagai wilayah, dengan pusatnya di daerah Sijunjung, Silungkang, dan Sawahlunto. Pemberontakan ini merupakan puncak dari rasa frustrasi rakyat terhadap kebijakan kolonial Belanda yang menindas.

Sejak awal 1920-an, ideologi komunis mulai mendapat tempat di Sumatera Barat. Padang Panjang, sebagai Serambi Mekah, menjadi salah satu pusat penyebarannya. Datuak Batuah dan kawan-kawannya dari Sumatra Thawalib menjadi motor penggerak utama. Rasa benci terhadap Belanda dan kapitalisme menjadi alasan utama mereka memeluk ideologi ini.

Pemberontakan meletus pada akhir tahun 1926 dan mencapai puncaknya pada Malam Tahun Baru 1927. Pemberontak menyerang kantor-kantor pemerintahan, pos polisi, dan perkebunan Belanda. Namun, pemberontakan ini terkesan kurang terkoordinasi dan mudah dipadamkan oleh Belanda.

Belanda mengerahkan pasukan tambahan dari Batavia dan Cimahi untuk menumpas pemberontakan. Penumpasan dilakukan dengan brutal. Ratusan orang ditangkap dan dipenjarakan, bahkan banyak di antaranya yang dihukum mati.

Salah satu pemimpin pemberontak yang terkenal adalah Si Patai Maharajo Jambi, yang dikenal sebagai "Si Pitung" Padang. Ia ditembak mati oleh patroli Belanda dan mayatnya diarak keliling kota sebagai peringatan bagi rakyat yang berani melawan.

Pemberontakan 1926/1927 meskipun gagal, memberikan pelajaran berharga bagi rakyat Minangkabau. Pemberontakan ini menunjukkan semangat perlawanan rakyat terhadap kolonialisme Belanda.

Kisah Si Patai Maharajo Jambi dan pemberontakan 1926/1927 adalah bukti sejarah perlawanan rakyat Minangkabau terhadap penjajahan. Semangat perlawanan ini patut diwariskan dan dilestarikan agar generasi penerus bangsa tidak melupakan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. (*)



Sumber:

* Frans Naeff, Het aanzien Nederlands Indië: herinneringen aan een koloniaal verleden. Amsterdam: Amsterdam Boek, 1978:139.
* Rusli Amran, Sejarah Kota Padang. Padang: 1986.
* Majalah **Pandji Poestaka, No. 11, Tahoen V, 8 Februari 1927, hlm. 171
* Artikel ini berdasarkan sumber foto dari Frans Naeff, Het aanzien Nederlands Indië: herinneringen aan een koloniaal verleden. Amsterdam: Amsterdam Boek, 1978:139.

Komentar
Mari berkomentar secara cerdas, dewasa, dan menjelaskan. #JernihBerkomentar
  • Pemberontakan Komunis 1926/1927 di Ranah Minangkabau: Perlawanan Heroik Melawan Penjajah

Iklan