Iklan

Mengenal Bansi Minangkabau, Merdu dan Lembut Suaranya

Admin
29 November 2020, 23:44 WIB

Suluah.id -- Alat musik pertama yang masuk ke dalam salah satu kesenian tradisional khas Sumatera Barat adalah Bansi yang dimainkan dengan cara ditiup dan memiliki bentuk seperti silinder layaknya seruling.

Bansi dalam hal ini sebenarnya memiliki dua jenis, yaitu Bansi dari Sumatera Barat dan Bansi dari Aceh. Hanya saja, yang membedakan keduanya adalah Bansi dari Aceh yang memiliki ukuran lebih kecil.

Bansi terbuat dari bahan bambu talang atau bisa juga menggunakan bambu sariak yang merupakan jenis bambu kecil dan cukup tipis, yaitu sekitar 33,5 – 36 cm dengan diameter 2,5 – 3 cm. Jenis alat musik satu ini memiliki tujuh buah lubang yang masing-masing memiliki fungsinya tersendiri.

6 buah lubang sebagai pengatur nada dan 1 buah lubang udara yang digunakan sebagai tempat meniup alat musik itu sendiri agar mengeluarkan alunan indah.

Penggunaan Bangsi sendiri di tanah Alas dizaman dahulu biasa digunakan sebagai musik pengiring Tarian Landok Alun, Sebuah tarian khas dari Desa Telangat Pagan berkisah kegembiraan petani yang memperoleh lahan baru dengan kondisi tanah baik.

Disebut “Tari Landok Alun” karena tarian ini lembut atau lambat. Alun berarti lembut atau lambat. Bukan pada gerak tarinya saja, tetapi alun diartikan lambat dalam hal ruang gerak tarinya yang tidak jauh berpindah dari satu posisi ke posisi lain. Tari Landok tidak memiliki bermacam-macam bentuk pola lantai, yang terbentuk dari gerak adalah pola simetris.

Selain itu, Pembuatan Bangsi sering identik dikaitkan dengan adanya kabar meninggal dunia salah seorang di kampung/kute tempat bangsi dibuat. Apabila diketahui ada seorang meninggal dunia Bangsi yang sudah siap dibuat sengaja dihanyutkan di sungai. 

Setelah itu diikuti terus sampai Bangsi tersebut diambil oleh anak-anak, kemudian Bangsi yang telah diambil anak-anak tadi dirampas lagi oleh pembuatnya dari tangan anak-anak yang mengambilnya. 

Bangsi inilah nantinya yang akan ditiup dan diperdengarkan sebagai Penanda kabar telah meninggalnya seseorang di Kampung/Kute tersebut. Bangsi kepunyaan orang-orang kaya sering dibungkus dengan perak atau suasa.

Lagu-lagu yang biasa dimainkan melalui instrumen Bangsi adalah lagu-lagu tradisional sebagaimana terdapat pada musik canang seperti: Lagu canang Ngaro, Lagu canang Ngarak, Lagu canang patam patam, Lagu canang Jing J ing Tor, dan Lagu Tangis Dillo. (*) 


Video : Channel YouTube Raunholic

Komentar
Mari berkomentar secara cerdas, dewasa, dan menjelaskan. #JernihBerkomentar
  • Mengenal Bansi Minangkabau, Merdu dan Lembut Suaranya

Iklan